Minggu, 14 April 2013



ASKEP PERIKARDITIS
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom).
Perikardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput pembungkkus terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan parietal dan viseral yang bertemu di pangkal jantung membentuk kantung jantung. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lendir sebagai pelicin untuk menjaga agar pergesekan antara perikardium pleura tidak menimbulkan gangguan terhadap jantung. Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena itu membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang terpenting dan memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens dinamakan arteri koronaria.
Perikardium dapat terlibat dalam berbagai kelainan hemodinamika, radang, neoplasi, dan bawaan. Penyakit perikardium dinyatakan oleh tmbunan cairan (disebut efusi perikardium), radang (yaitu perikarditis). Perikarditis ialah penyakit sekunder dimanapun di tubuh contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung perikareritematasus sistemik. Tetapi kadang-kadang perikarditis terjadi sebagai kelainan primer.
Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang mengenai lapisan perikardium viseratis dan atau parietalis.ditemukan banyak penyebab tetapi yang paling sering ialah akut, perikarditis non spesifik (viral), infark miokard dan uremia.
B.     Rumusan  Masalah
·         Apa konsep teori dari perikarditis dan bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan perikarditis?
C.    Tujuan
1.      Tujuan Umum
·      Menjelaskan asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada klien dengan gangguan perikarditis
2.      Tujuan Khusus
·      Mahasiswa mampu memahami definisi dari perikarditis
·      Mahasiswa mampu memahami etiologi dari perikarditis
·      Mahasiswa mampu memahami Manifestasi klinis dari perikarditis
·      Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan diagnostic yang dibutuhkan untuk perikarditis
·      Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan dari perikarditis
·      Mahasiswa mampu memahami komplikasi dari perikarditis
·      Mahasiswa mampu memahami prognosis dari perikarditis
·      Mahasiswa mampu memahami patofisiologi dari perikarditis
·      Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan dari perikarditis
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Perikarditis
Perikarditis ialah peradangan pericardium viseralis dan parietalis dengan atau tanpa disertai timbulnya cairan dalam rongga perikard yang baik bersifat transudat atau eksudat maupun seraosanguinis atau purulen dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab. (IKA FKUI, 2007)
Perikarditis adalah peradangan pericardium parietal, pericardium visceral, atau keduanya. Perikarditis  dibagi atas perikarditis akut, subakut, dan kronik. Perikarditis subakut dan kronik mempunyai etiologi, manifestasi klinis, pendekatan diagnostic, dan penatalaksanaan yang sama. (Arif, 2009)
B.     Etiologi Perikarditis
Peradangan pada daerah perikardium dapat menyebabkan cairan dan produk darah (fibrin , sel darah merah dan sel darah putih) memenuhi rongga perikardium. Perikarditis memiliki bermacam-macam penyebab, mulai dari virus sampai kanker.
Penyebab lainnya antara lain adalah :
·         AIDS
·         Serangan Jantung (Infark miokardial)
·         Pembedahan jantung
·         Lupus eritematosus sistemik
·         Penyakit rematik
·         Kegagalan ginjal
·         Cedera
·         Terapi penyinaran
·         Kebocoran darah dari suatu aneurisma aorta
Perikarditis juga bisa merupakan akibat dari efek samping obat tertentu (misalnya anti koagulon, fenitoin, fenilbutuzon)
Tabel 01.Macam Klasifikasi Perikarditis
Klasifikasi Klinis
           
Klasifikasi Etiologis
Perikarditis akut (<6minggu)
           
Fibrinosa
           
Perikarditis Infeksiosa
           
Virus, pirogenik, tuberkulosis, mikotik, infeksi lain (sifilis, parasit)
Perikarditis subakut      (<6minggu- 6 bulan)
           
Konstriktif
Efusi konstriktif
           
Perikarditis non-infeksiosa
           
Infark miokardium akut, uremia, neoplasia: tumor primer dan tumor metastasis, miksedema, kolesterol, kiloperikardium, trauma: luka tembus dinding dada, aneurisma aorta (dengan kebocoran ke dalam kantong perikardium) pascaradiasi, cacat sekat atrium, anemia kronis berat, perikarditis familial: mulberry aneurysm, idiopatik akut.
           
           
Perikarditis b.d hipersensitivitas atau autoimun
           
Demam rematik, penyakit vaskular kolagen: SLE, reumatik arthritis, skleroderma, akibat obat: prokalnamid, hidralazin, pasca cedera kardiak.
C.    Patofisiologi
Perikarditis mengacu pada inflamasi pada perikardium, katong membran yang membungkus jantung. Bisa merupakan penyakit primer , atau dapat terjadi sesuai perjalanan berbagai penyakit medis dan bedah. Yang berikut adalah penyebab yang mendasari atau dengan berhubungan dengan perikarditis :
1.        Penyakit idiopatik atau non spesifik
2.        Infeksi
a.         Bakteri (mis: streptococcus, stapilokokus, meningokokus, gonokokus)
b.        Virus (mis: coxsakie, influensa)
c.         Jamur (mis: riketsia, parasit)
3.        Kelainan jaringan ikat sistemik lupus eritematosus, demam rematik, artritis rematik, poliarteritis.
4.        Keadaan hipersensitivitas-reaksi imun, reaksi obat, serum sickness.
5.        Penyakit struktur disekitarnya-infark miokardium , aneurisma dissecting, penyakit pleura dan paru (pneumonia)
6.        Penyakit neoplasia
a.       Sekunder akibat metastatis dari kanker paru , kanker payudara
b.      Leukemia
c.       Primer (mesotelioma)
7.        Terapi radiasi
8.        Trauma atau cedera dada
9.        Gagal ginjal dan uremia
10.    Tuberculosis
D.    Faktor Resiko
·         Penyakit baru-baru ini seperti serangan jantung, penyakit akibat virus, atau demam rematik
·         Riwayat medik tuberculosis
E.     Maninfestasi Klinis
1.      Tanda yang khas:
·         Friction rub (suara tambahan) adalah bising gesek yang terjadi karena kantong berisi cairan membengkak.
2.      Gejala-gejala :
·         Sesak nafas saat bekerja
·         Panas badan 39º c -40ºc
·         Malaesa
·         Kadang nyeri dada
·         Effuse cardial
·         Nyeri dapat menyebar dari leher,bahu,punggung atau perut
·         Rasa tajam menusuk
·         Berkeringat
Manifestasi perikarditis konstriktif sangat bervariasi bergantung pada berat, distribusi, dan kecepatan terjadinya sikatriks. Tanda-tanda perikarditis konstriktif menurut urutan, yaitu dispnea, edema perifer, pembesaran perut, gangguan abdominal, lelah, ortopnea, palpitasi, batuk, nausea, dan paroxysmal nocturnal dyspnea.
F.     Pemeriksaan Diagnostik
1.      Mengamati sendiri gejala yang timbul
2.      Pencatatan perjalanan penyakit dan pemeriksaan fisik oleh dokter
3.      EKG
4.      Sinar X dari dada
5.      Thoracentesis (pengangkatan cairan dengan sebuah jarum)
G.    Penatalaksanaan
Pasien dibaringkan ditempat tidur bila curah jantung masih belum baik, sampai demam, nyeri dada dan friction rub menghilang. Analgetik dapat diberikan untuk mengurangi nyeri dan mempercepat reabsorbsi cairan pada pasien dengan perikarditis rematik.  Kortikosteroid dapat diberikan untuk mengontrol gejala, memperepat resolusi proses inflamasi dalam perikordium dan mencegah kekambuhan efusi perikard.
Pasein dengan infeksi perikardium harus segera diobati dengan anti mikroba pilihan begitu organisme penyebabnya dapat diidentifikasi. Perikarditis yang berhubungan dengan demam rematik berespon baik dengan pinisilin. Perikarditis akibat tuberkulosis diobati dengan isoniasid, etambutol hidroklorid, rifampisin, streptomisin dalam berbagai kombinasi . ampoterisin B digunakan untuk perikarditis jamur, dan kartikosteroid digunakan pada lupus eritematosus diseminata.
Bila kondisi pasien  sudah membaik, aktivitas harus ditingkatkan secara bertahap, tetapi bila nyeri demam atau friction rub kembali muncul, pasien harus segera tirah baring.
H.    Komplikasi
1.      Efusi pericardium
2.      Tamponade jantung
3.      Perikarditis akut: chonic pericarditis, efusi prikard, tamponade, perikardtis kontriktiva Efusi perikard/tamponade: henti jantung, aritima: fibrilasi atrial atau flutter, perikarditis konstriktiva.
BAB III
KASUS PERIKARDITIS
Klien P (34 thn) masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri dada/sternum yang bertambah saat inspirasi, dibawa merubah posisi tidur dan nyeri akan berkurang saat posisi duduk atau berdiri. Klien terlihat lemah lebih banyak duduk. Hasil pemeriksaan TTV, TD: 110/80 mmHg, HR: 80x/menit, RR:10x/menit, suhu: 380 C,  terdengar friction rub pada auskultasi jantung. Klien mengatakan memiliki riwayat TB paru yang tidak diobati.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
A.    Pengkajian
Tanggal masuk RS      : 28 Oktober 2012
                               I.            Identitas
A.    Pasien
Nama                                 : Tn.P
Tempat, tanggal lahir        : Salatiga, 29 Agustus 1970
Agama                               : Islam
Alamat                              : Potorono Banguntapan Bantul
Status Perkawinan                        : Kawin
Pendidikan                         : S1
Pekerjaan                           : Manajer
Suku/ Bangsa                    : Jawa /Indonesia
B.     Keluarga
Nama                                 : Ny.B
Tempat, tanggal lahir        : Yogyakarta, 18 Juli 1973
Agama                               : Islam
Alamat                              : Potorono Banguntapan Bantul
Hubungan                         : Istri
Pendidikan                         : D3
Pekerjaan                           : Karyawan
                            II.            Riwayat Penyakit
1.      Keluhan Utama
Nyeri dada/sternum yang bertambah saat inspirasi
2.      Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan nyeri dada/sternum yang bertambah saat inspirasi, dibawa merubah posisi tidur dan nyeri akan berkurang saat posisi duduk atau berdiri. Klien terlihat lemah lebih banyak duduk. Hasil pemeriksaan TTV, TD: 110/80 mmHg, HR: 80x/menit, RR:10x/menit, suhu: 380 C,  terdengar friction rub pada auskultasi jantung.
3.      Riwayat Penyakit yang lalu
Klien mengatakan memiliki riwayat TB paru yang tidak diobati.
4.      Riwayat kesehatan keluarga
          
5.      Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan maupun obat.
                         III.            Pola Fungsi Kesehatan
1)        Persepsi Terhadap Kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya membeli obat diwarung atau apotik
2)        Pola Ktifitas Latihan
Pasien tidak mampu melakukan aktifitas sehari-hari semua aktifitas dibantu oleh perawat dan keluarga
Kemampuan perawatan diri
Kemampuan perawatan diri
           
0
           
1
           
2
           
3
           
4
makan/ minum
           
           
           
           
v
           
Mandi
           
           
           
           
v
           
Ambulasi
           
           
           
           
v
           
Merapikan rumah
           
           
           
           
v
           
                      
* Ket :
0          : mandiri
1          : dinatu sebagian
2          : dibantu orang lain
3          : dibantu ornag lain dan alat
4          : ketergantungan total
3)        Pola tidur
Pasien kurang tidur dan sering terbangun karena nyeri pada daerah dada
4)        Pola nutrisi metabolic
        Pasien makan 2x sehari dengan ½ porsi
        Pasien minum 6 gelas sehari
5)        Pola eleminasi
        Pasien BAB 1x sehari dengan kriteria lembek, feses berwarna kuning kecoklatan
        Pasien BAK 3-5 x sehari
6)        Pola kognitif perseptual
Pasien tidak mengetahui tentang penyakitnya
7)        Pola konsep diri
        Gambaran diri
pasien menyukai semua bagian tubuhnya
        Identitas diri
pasien merasa senang sebagai bapak dan seorang suami dari keluarganya dan orang biasa yang hidup ditengah-tengah masyarakat
        Harga diri
hubungan pasien dengan orang sekitarnya baik dan pasien merasa dihargai dilingkungannya
        ideal diri
pasien ingin selalu berkumpul dengan keluarganya
        Peran diri
pasien merupakan seorang bapak dan suami bagi anak dan isterinya
8)      Pola koping
Bila ada masalah klien slalu mendiskusikan dengan keluarganya
9)      Pola peran hubungan
Klien dengan tetangga dan lingkungannya baik
10)  Pola nilai dan kepercayaan
Meskipun sakit klien tetap menjalankan ibadahnya sesuai dengan kemampuannya
B.     Pemeriksaan Fisik
1.        Kesadaran : compos mentis
2.        Tanda-tanda vital
TD          : 110/80  mmHg
RR         : 10x/menit
HR         : 80x/menit
T             : 38 oC
3.        Pemeriksaan Head to toe
a.    Kepala
          bentuk    : simetris
          Rambut : warna hitam beruban
          Mata       : simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
          Mulut     : mukosa kering
b.    Leher : tidak ada pembesaran tyroid
c.    Dada             : pernafasan dangkal dan terdengar Friction rub
d.   Abdomen : tidak ada nyeri
e.    Genetolia : bersih
4.        Data Fokus
·         DS
        Klien P mengeluhkan nyeri dada/sternum yang bertambah saat inspirasi & dibawa merubah posisi tidur
        Klien mengatakan memiliki riwayat TB paru yang tidak diobati
·         DO
        TD          : 110/80  mmHg
        RR         : 10x/menit
        HR         : 80x/menit
        T             : 38 oC
        Klien terlihat lemah lebih banyak duduk
        Terdengar friction rub pada auskultasi jantung
C.    Analisis Data
Symptom
           
Etiologi
           
Problem
DS:
        Klien P mengeluhkan nyeri dada/sternum yang bertambah saat inspirasi & dibawa merubah posisi tidur
DO:
        TD       : 110/80  mmHg
        RR       : 10x/menit
        HR      : 80x/menit
        T          : 38 oC
           
Inflamasi perikardium
           
Nyeri akut
DS: -
DO:
        TD       : 110/80  mmHg
        RR       : 10x/menit
        HR      : 80x/menit
        T          : 38 oC
           
Perubahan denyut / irama jantung
           
Penurunan curah jantung
DS: -
DO:
        Klien tampak gelisah dan lemah
        TD       : 110/80  mmHg
        RR       : 10x/menit
        HR      : 80x/menit
        T          : 38 oC
           
Inflamasi dan deg-degan sel-sel otot miokard
           
Intoleransi aktivitas
DS:
        Klien mengatakan memiliki riwayat TB paru yang tidak diobati
DO:
        Klien tampak gelisah dan lemah
           
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, kebutuhan pengobatan
           
Cemas
D.    Diagnosa Keperawatan
1.      Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi perikardium ditandai dengan:
DS:
          Klien P mengeluhkan nyeri dada/sternum yang bertambah saat inspirasi & dibawa merubah posisi tidur
DO:
        TD     : 110/80  mmHg
        RR     : 10x/menit
        HR    : 80x/menit
        T        : 38 oC           
2.      Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan denyut atau irama jantung ditandai dengan:
DS: -
DO:
        TD            : 110/80  mmHg
        RR            : 10x/menit
        HR           : 80x/menit
        T               : 38 oC
3.      Intoleransi aktivitas berhubunngan dengan Inflamasi dan deg-degan sel-sel otot miokard yang ditandai dengan:
DS: -
DO:
        klien tampak gelisah ,lemah dan bingung
        TD           : 110/80  mmHg
        RR           : 10x/menit
        HR           : 80x/menit
        T              : 38 oC
4.      Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya ditandai dengan:
DS: -
DO:
        klien tampak gelisah ,lemah dan bingung
E.     Intervensi
No DX
           
Diagnosa
           
Tujuan
           
Intervensi
           
Rasional
1.
           
Nyeri akut b.d inflamasi perikardium
           
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jm di harapkan  Nyeri/ ketidaknyamanan hilang/ terkontrol.(1605) dg kriteria hasil sbb:
1.      (160501) mengenali faktor penyebab
2.      (160502) mengenali jenis nyeri
3.      (160503) menngunakan ukuran utk mencegah.
4.      (160504) menggunakan non analgesik ,ukran gambar.
5.      (160505)menggunakan analgesik yg tepat.
6.      (160506)memberi tanda peringatan utk meminta perawatan.
7.      (160507) laporan penyebab utk perwatan professional.
8.      (160508)menggunakan sumber yg ada.
9.      (160509) mengenali penyebab dari nyeri.
10.  (1605010) nyeri menggunakan buku catatan.
(1605011) melporkan kontrol nyeri.
           
Manajemen nyeri.(1400)
a.        Lakukan pengkajian nyeri scr komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
b.        Observasi reaksi abnormal dari ketidaknyamaman
c.        Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan.
d.       Kurangi faktor presipitasi nyeri
e.        Pilih dan lakukan penanganannyeri (farmakologi,nonfarmakologi dan intrapersonal)
f.         Ajarkan tentang teknik non farmakologi.
g.        Berikan analgetik utk mengurangi nyeri.
h.        Tingkatkan istirahat.
i.          Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
Monitor penerimaan pasien ttg manajemen nyeri.
           
Tindakan ini  dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.
Penjelasan yang benar membuat klien mengerti sehingga dapat diajak kerja sama.
Analgetik dapat mengurangi rasa nyeri.
2.
           
Penurunan curah jantung b.d perubahan denyut atau irama jantung
           
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3X 24 jam di harapkan  jantung dapat memompa darah secara efektif.(0400).dg kriteria hasil sbb:
1.      (040001) tekanan darah menurun.
2.      (040002) laju jantung menjadi normal
3.      (040003) index jantung normal
4.      (040004) menghilangkan fraksi jantung.
5.      (04005) intoleransi aktivitas berkurang
6.      (04006) nadi kuat.
7.      (04007)ukuran jantung normal
8.      (04008) warna kulit normal
9.      (04009) tidak ada rentan nadi di leher.
10.  (040010) tidak ada dysrhythmia.
11.  (040011) hilangnya suara jantung yang tidak normal.
12.  (040012) tidak ada angina (perasaan sakit atau tercekik pd tenggorokan).
13.  (040013) tidak terdapat edema
14.  (040014) tidak ada edema paru.
15.  (040015) tidak ada pengeluaran peluh yg berlebihan.
16.  (0400160tidak ada perasaan mual.
(040017)tidak terjadi fertigo.
           
Circulation care (4060)
a.        Cek nadi perifer pada dorsalis pedis atau tibia posterior
b.       Catat warna kulit dan temperatur.
c.        Cek kapiler reviell
d.       Catat prosentase adema terutama diekstermitas dan gunakan a four point scale.
e.        Jangan mengelevasi tangan melebihi posisi jantung.
f.        Jaga kehangatan klien
g.       Elevasi ekstermitas yg odema jika dianjurkan pastikan tidak ada tek pada tumit
h.       Monitor status cairan masukan dan keluaran tg sesuai.
i.         Pelihara akses hak patent intra venous theraphy
j.         Monitor lavb haemoglobin dan haematokrit.
k.       Monitor perdarahan
Monitor status haemodinamik neurologi dan vital sign tiap 4 jam
           
Mengontrol penurunan curah jantung
Menurunkan kebutuhan pemompaan jantung
Manifestasi klinis pada kardiak tamponade yang mungkin terjadi pada perikarditis ketika akumulasi cairan eksudat pada rongga perikardial
3.
           
Intoleransi aktivitas b.d Inflamasi dan deg-degan sel-sel otot miokard
           
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3X 24 ja di harapkan intoleransi aktivitas dapat teratasi (0005).perlukan.dg kreteria hasil sbb:
1.      (000501)kebutuhan oksigen terpenuhi untuk melakukan aktivitas.
2.      (000502)laju jantung normal untuk respon aktivitas.
3.      (000503) laju respirasi normal untuk respon aktifitas
4.      (000504)tekanan sistolik respon aktifitas.
5.      (000505) tek.diastolik respo aktifitas.
6.      (000506) ECG nomal
7.      (000507) warna kulit normal.
8.      (000508)upaya respirasi untuk respon aktifitas.
9.      (000509) kecepatan jalan
10.  (0005010) kejauhan jalan
11.  (0005011) toleransi menaiki tangga.
12.  (0005012) kekuatan
13.  (0005013) laporan aktifitas kehidupan sehari-hari.
14.  (0005014) kemampuan bicara saat latihan.
           
Aktivitas terapi (4310)
a.       Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan program terapi yang tepat.
b.      Bantu klien untk mengidentifkasi aktivitasyg mmpu dlakukan.
c.       Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yg sesuai dg kemampuan fisik, psikologi dan sosial.
d.      Bantu klien untk mengidentifkasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untk aktivitas yg diinginkan.
e.       Bantu utk mndapatkan alat bantu aktivitas spt kursi roda,krek.
f.       Bantu klien untk mengidentifkasi aktivitas yg i sukai.
g.      Bantu klien utk membuat jadwal latihan diwaktu luang.
h.      Bantu pasien/ keluarga untk mengidentifkasi kekurangan dlm beraktifitas.
i.        Sediakan penguatan positif bagi yg aktif baraktifitas.
j.        Bantu pasien utk mengembangkan motivasi diri dari penguatan.
Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spritual.
           
Meningkatkan kontraksi otot sehingga membantu vena balik
Mencegah dekubitus
4.
           
Cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya
           
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3X 24 jam .diharapkan klien dapat mengetahui proses penyakit (1803).dg kriteria hasil sbb:
1.   (180301)familiar dg proses penyakit..
2.   (180302)menggambarkan proses penyakit.
3.   (180303).menggambarkan sebab dari faktor bertambahnya penyakit.
4.   (180304) menggambarkan dari faktor resiko.
5.   (180305).menggambarkan efek dari penyakit
6.   (180306).menggambarkan dari tanda dan gejala.
7.   (180307).menggambarkan dari perjalanan penyakit.
8.   (180308).menggambarkan tindakan untuk menurunkan progresifitas..
9.   (180309).menggambarkan dari komplikasi
10.  (180310).menggambarkan tanda dan gejala dari penyakit
11.  (180311).menggambarkan tindakan pencegahan untuk menghindari komplikasi
           
Teaching disease  procces (5602)
1.      mengobservasi kesiapan klien untuk mendengar (mental,kemampuan untuk melihat,mendengar,nyeri,kesiapan emosional,bahasa dan budaya)
2.      menentukan tingkat pengetahuan klien sebelumnya
3.       menjelaskan proses penyakit (pengertian,etiologi, tanda,gejala)transmisi,dan efek jangka panjang penyakit
4.      diskusikan perubahan gaya hidup yang bisa untuk mencegah komplikasi atau mengontrol proses penyakit
5.      diskusikan tentang pilihan terapi atau perawatan
6.       jelaskan secara rasional tentang pengelolaan terapi atau perawatan yang di anjurkan
7.      berikan dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan second opinion
8.      anjurkan pada pasien untuk mencegah atau meminimalkan efek samping dari penyakitnya
           
Menentukan tingkat pengetahuan klien sebelumnya untuk mengetahui pengetahuan klien akan penyakit sebelumnya
Mendiskusikan terapi atau perawatan untuk mendukung proses penyembuhan
Memberikan dorongan pada klien untuk kesembuhan klien
BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Perikarditis adalah peradangan pericardium parietal, pericardium visceral, atau keduanya. Perikarditis  dibagi atas perikarditis akut, subakut, dan kronik. Perikarditis subakut dan kronik mempunyai etiologi, manifestasi klinis, pendekatan diagnostic, dan penatalaksanaan yang sama. (Arif, 2009)
Peradangan pada daerah perikardium dapat menyebabkan cairan dan produk darah (fibrin , sel darah merah dan sel darah putih) memenuhi rongga perikardium. Perikarditis memiliki bermacam-macam penyebab, mulai dari virus sampai kanker.
B.     Saran
SaranSetelah membaca dan memahami konsep dasar pada asuhan keperawatan perikarditis, diharapkan kepada mahasiswa dapat melakukan dan melaksanakan perencanaan dengan profesional pada pasien dengan perikarditis dan juga bagi setiap orang dapat menghindari penyakit perikarditis dengan selalu menjaga dan membiasakan pola hidup sehat.