ASKEP PERIKARDITIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung merupakan
sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa
karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang,
tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita
(dipengaruhi oleh susunan saraf otonom).
Perikardium
merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput pembungkkus
terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan parietal dan viseral yang bertemu di
pangkal jantung membentuk kantung jantung. Diantara dua lapisan jantung ini
terdapat lendir sebagai pelicin untuk menjaga agar pergesekan antara
perikardium pleura tidak menimbulkan gangguan terhadap jantung. Jantung bekerja
selama kita masih hidup, karena itu membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah,
pembuluh darah yang terpenting dan memberikan darah untuk jantung dari aorta
asendens dinamakan arteri koronaria.
Perikardium dapat
terlibat dalam berbagai kelainan hemodinamika, radang, neoplasi, dan bawaan.
Penyakit perikardium dinyatakan oleh tmbunan cairan (disebut efusi
perikardium), radang (yaitu perikarditis). Perikarditis ialah penyakit sekunder
dimanapun di tubuh contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung
perikareritematasus sistemik. Tetapi kadang-kadang perikarditis terjadi sebagai
kelainan primer.
Pada perikarditis,
ditemukan reaksi radang yang mengenai lapisan perikardium viseratis dan atau
parietalis.ditemukan banyak penyebab tetapi yang paling sering ialah akut,
perikarditis non spesifik (viral), infark miokard dan uremia.
B. Rumusan
Masalah
· Apa konsep teori dari perikarditis dan
bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan perikarditis?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
· Menjelaskan asuhan keperawatan yang harus
diberikan kepada klien dengan gangguan perikarditis
2. Tujuan Khusus
· Mahasiswa mampu memahami definisi dari
perikarditis
· Mahasiswa mampu memahami etiologi dari
perikarditis
· Mahasiswa mampu memahami Manifestasi
klinis dari perikarditis
· Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan
diagnostic yang dibutuhkan untuk perikarditis
· Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan
dari perikarditis
· Mahasiswa mampu memahami komplikasi dari
perikarditis
· Mahasiswa mampu memahami prognosis dari
perikarditis
· Mahasiswa mampu memahami patofisiologi
dari perikarditis
· Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan
dari perikarditis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Perikarditis
Perikarditis ialah
peradangan pericardium viseralis dan parietalis dengan atau tanpa disertai
timbulnya cairan dalam rongga perikard yang baik bersifat transudat atau
eksudat maupun seraosanguinis atau purulen dan disebabkan oleh berbagai macam
penyebab. (IKA FKUI, 2007)
Perikarditis adalah
peradangan pericardium parietal, pericardium visceral, atau keduanya.
Perikarditis dibagi atas perikarditis
akut, subakut, dan kronik. Perikarditis subakut dan kronik mempunyai etiologi,
manifestasi klinis, pendekatan diagnostic, dan penatalaksanaan yang sama.
(Arif, 2009)
B. Etiologi Perikarditis
Peradangan pada
daerah perikardium dapat menyebabkan cairan dan produk darah (fibrin , sel
darah merah dan sel darah putih) memenuhi rongga perikardium. Perikarditis
memiliki bermacam-macam penyebab, mulai dari virus sampai kanker.
Penyebab lainnya
antara lain adalah :
· AIDS
· Serangan Jantung (Infark miokardial)
· Pembedahan jantung
· Lupus eritematosus sistemik
· Penyakit rematik
· Kegagalan ginjal
· Cedera
· Terapi penyinaran
· Kebocoran darah dari suatu aneurisma
aorta
Perikarditis juga
bisa merupakan akibat dari efek samping obat tertentu (misalnya anti koagulon,
fenitoin, fenilbutuzon)
Tabel 01.Macam
Klasifikasi Perikarditis
Klasifikasi Klinis
Klasifikasi
Etiologis
Perikarditis akut
(<6minggu)
Fibrinosa
Perikarditis
Infeksiosa
Virus, pirogenik,
tuberkulosis, mikotik, infeksi lain (sifilis, parasit)
Perikarditis
subakut (<6minggu- 6 bulan)
Konstriktif
Efusi konstriktif
Perikarditis
non-infeksiosa
Infark miokardium
akut, uremia, neoplasia: tumor primer dan tumor metastasis, miksedema,
kolesterol, kiloperikardium, trauma: luka tembus dinding dada, aneurisma aorta
(dengan kebocoran ke dalam kantong perikardium) pascaradiasi, cacat sekat
atrium, anemia kronis berat, perikarditis familial: mulberry aneurysm, idiopatik
akut.
Perikarditis b.d
hipersensitivitas atau autoimun
Demam rematik,
penyakit vaskular kolagen: SLE, reumatik arthritis, skleroderma, akibat obat:
prokalnamid, hidralazin, pasca cedera kardiak.
C. Patofisiologi
Perikarditis mengacu
pada inflamasi pada perikardium, katong membran yang membungkus jantung. Bisa
merupakan penyakit primer , atau dapat terjadi sesuai perjalanan berbagai
penyakit medis dan bedah. Yang berikut adalah penyebab yang mendasari atau
dengan berhubungan dengan perikarditis :
1. Penyakit idiopatik atau non spesifik
2. Infeksi
a. Bakteri (mis: streptococcus,
stapilokokus, meningokokus, gonokokus)
b. Virus (mis: coxsakie, influensa)
c. Jamur (mis: riketsia, parasit)
3. Kelainan jaringan ikat sistemik lupus
eritematosus, demam rematik, artritis rematik, poliarteritis.
4. Keadaan hipersensitivitas-reaksi imun,
reaksi obat, serum sickness.
5. Penyakit struktur disekitarnya-infark
miokardium , aneurisma dissecting, penyakit pleura dan paru (pneumonia)
6. Penyakit neoplasia
a. Sekunder akibat metastatis dari kanker
paru , kanker payudara
b. Leukemia
c. Primer (mesotelioma)
7. Terapi radiasi
8. Trauma atau cedera dada
9. Gagal ginjal dan uremia
10. Tuberculosis
D. Faktor Resiko
· Penyakit baru-baru ini seperti
serangan jantung, penyakit akibat virus, atau demam rematik
· Riwayat medik tuberculosis
E. Maninfestasi Klinis
1. Tanda yang khas:
· Friction rub (suara tambahan) adalah
bising gesek yang terjadi karena kantong berisi cairan membengkak.
2. Gejala-gejala :
· Sesak nafas saat bekerja
· Panas badan 39º c -40ºc
· Malaesa
· Kadang nyeri dada
· Effuse cardial
· Nyeri dapat menyebar dari
leher,bahu,punggung atau perut
· Rasa tajam menusuk
· Berkeringat
Manifestasi
perikarditis konstriktif sangat bervariasi bergantung pada berat, distribusi,
dan kecepatan terjadinya sikatriks. Tanda-tanda perikarditis konstriktif
menurut urutan, yaitu dispnea, edema perifer, pembesaran perut, gangguan
abdominal, lelah, ortopnea, palpitasi, batuk, nausea, dan paroxysmal nocturnal
dyspnea.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Mengamati sendiri gejala yang timbul
2. Pencatatan perjalanan penyakit dan
pemeriksaan fisik oleh dokter
3. EKG
4. Sinar X dari dada
5. Thoracentesis (pengangkatan cairan dengan
sebuah jarum)
G. Penatalaksanaan
Pasien dibaringkan
ditempat tidur bila curah jantung masih belum baik, sampai demam, nyeri dada
dan friction rub menghilang. Analgetik dapat diberikan untuk mengurangi nyeri
dan mempercepat reabsorbsi cairan pada pasien dengan perikarditis rematik. Kortikosteroid dapat diberikan untuk mengontrol
gejala, memperepat resolusi proses inflamasi dalam perikordium dan mencegah
kekambuhan efusi perikard.
Pasein dengan
infeksi perikardium harus segera diobati dengan anti mikroba pilihan begitu
organisme penyebabnya dapat diidentifikasi. Perikarditis yang berhubungan
dengan demam rematik berespon baik dengan pinisilin. Perikarditis akibat
tuberkulosis diobati dengan isoniasid, etambutol hidroklorid, rifampisin,
streptomisin dalam berbagai kombinasi . ampoterisin B digunakan untuk
perikarditis jamur, dan kartikosteroid digunakan pada lupus eritematosus
diseminata.
Bila kondisi
pasien sudah membaik, aktivitas harus
ditingkatkan secara bertahap, tetapi bila nyeri demam atau friction rub kembali
muncul, pasien harus segera tirah baring.
H. Komplikasi
1. Efusi pericardium
2. Tamponade jantung
3. Perikarditis akut: chonic pericarditis,
efusi prikard, tamponade, perikardtis kontriktiva Efusi perikard/tamponade:
henti jantung, aritima: fibrilasi atrial atau flutter, perikarditis konstriktiva.
BAB III
KASUS PERIKARDITIS
Klien P (34 thn)
masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri dada/sternum yang bertambah saat
inspirasi, dibawa merubah posisi tidur dan nyeri akan berkurang saat posisi
duduk atau berdiri. Klien terlihat lemah lebih banyak duduk. Hasil pemeriksaan
TTV, TD: 110/80 mmHg, HR: 80x/menit, RR:10x/menit, suhu: 380 C, terdengar friction rub pada auskultasi
jantung. Klien mengatakan memiliki riwayat TB paru yang tidak diobati.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Tanggal masuk
RS : 28 Oktober 2012
I. Identitas
A. Pasien
Nama : Tn.P
Tempat, tanggal
lahir : Salatiga, 29 Agustus 1970
Agama : Islam
Alamat : Potorono Banguntapan Bantul
Status
Perkawinan : Kawin
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Manajer
Suku/ Bangsa : Jawa /Indonesia
B. Keluarga
Nama : Ny.B
Tempat, tanggal
lahir : Yogyakarta, 18 Juli 1973
Agama : Islam
Alamat : Potorono
Banguntapan Bantul
Hubungan : Istri
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Karyawan
II. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Nyeri dada/sternum
yang bertambah saat inspirasi
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan nyeri
dada/sternum yang bertambah saat inspirasi, dibawa merubah posisi tidur dan
nyeri akan berkurang saat posisi duduk atau berdiri. Klien terlihat lemah lebih
banyak duduk. Hasil pemeriksaan TTV, TD: 110/80 mmHg, HR: 80x/menit,
RR:10x/menit, suhu: 380 C, terdengar
friction rub pada auskultasi jantung.
3. Riwayat Penyakit yang lalu
Klien mengatakan
memiliki riwayat TB paru yang tidak diobati.
4. Riwayat kesehatan keluarga
‒
5. Alergi
Pasien mengatakan
tidak mempunyai alergi terhadap makanan maupun obat.
III. Pola Fungsi Kesehatan
1) Persepsi Terhadap Kesehatan
Bila ada anggota
keluarga yang sakit biasanya membeli obat diwarung atau apotik
2) Pola Ktifitas Latihan
Pasien tidak mampu
melakukan aktifitas sehari-hari semua aktifitas dibantu oleh perawat dan
keluarga
Kemampuan perawatan
diri
Kemampuan perawatan
diri
0
1
2
3
4
makan/ minum
v
Mandi
v
Ambulasi
v
Merapikan rumah
v
* Ket :
0 : mandiri
1 : dinatu sebagian
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu ornag lain dan alat
4 : ketergantungan total
3) Pola tidur
Pasien kurang tidur
dan sering terbangun karena nyeri pada daerah dada
4) Pola nutrisi metabolic
‒ Pasien makan 2x sehari dengan ½ porsi
‒ Pasien minum 6 gelas sehari
5) Pola eleminasi
‒ Pasien BAB 1x sehari dengan kriteria
lembek, feses berwarna kuning kecoklatan
‒ Pasien BAK 3-5 x sehari
6) Pola kognitif perseptual
Pasien tidak
mengetahui tentang penyakitnya
7) Pola konsep diri
‒ Gambaran diri
pasien menyukai
semua bagian tubuhnya
‒ Identitas diri
pasien merasa senang
sebagai bapak dan seorang suami dari keluarganya dan orang biasa yang hidup
ditengah-tengah masyarakat
‒ Harga diri
hubungan pasien
dengan orang sekitarnya baik dan pasien merasa dihargai dilingkungannya
‒ ideal diri
pasien ingin selalu
berkumpul dengan keluarganya
‒ Peran diri
pasien merupakan
seorang bapak dan suami bagi anak dan isterinya
8) Pola koping
Bila ada masalah
klien slalu mendiskusikan dengan keluarganya
9) Pola peran hubungan
Klien dengan
tetangga dan lingkungannya baik
10) Pola nilai dan kepercayaan
Meskipun sakit klien
tetap menjalankan ibadahnya sesuai dengan kemampuannya
B. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : compos mentis
2. Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
RR : 10x/menit
HR : 80x/menit
T : 38 oC
3. Pemeriksaan Head to toe
a. Kepala
‒ bentuk : simetris
‒ Rambut : warna hitam beruban
‒ Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikterik
‒ Mulut : mukosa kering
b. Leher : tidak ada pembesaran tyroid
c. Dada : pernafasan dangkal dan terdengar
Friction rub
d. Abdomen : tidak ada nyeri
e. Genetolia : bersih
4. Data Fokus
· DS
‒ Klien P mengeluhkan nyeri dada/sternum
yang bertambah saat inspirasi & dibawa merubah posisi tidur
‒ Klien mengatakan memiliki riwayat TB
paru yang tidak diobati
· DO
‒ TD : 110/80 mmHg
‒ RR : 10x/menit
‒ HR : 80x/menit
‒ T : 38 oC
‒ Klien terlihat lemah lebih banyak duduk
‒ Terdengar friction rub pada auskultasi
jantung
C. Analisis Data
Symptom
Etiologi
Problem
DS:
‒ Klien P mengeluhkan nyeri dada/sternum
yang bertambah saat inspirasi & dibawa merubah posisi tidur
DO:
‒ TD
: 110/80 mmHg
‒ RR
: 10x/menit
‒ HR
: 80x/menit
‒ T : 38 oC
Inflamasi
perikardium
Nyeri akut
DS: -
DO:
‒ TD
: 110/80 mmHg
‒ RR
: 10x/menit
‒ HR
: 80x/menit
‒ T : 38 oC
Perubahan denyut /
irama jantung
Penurunan curah
jantung
DS: -
DO:
‒ Klien tampak gelisah dan lemah
‒ TD
: 110/80 mmHg
‒ RR
: 10x/menit
‒ HR
: 80x/menit
‒ T : 38 oC
Inflamasi dan
deg-degan sel-sel otot miokard
Intoleransi
aktivitas
DS:
‒ Klien mengatakan memiliki riwayat TB
paru yang tidak diobati
DO:
‒ Klien tampak gelisah dan lemah
Kurang pengetahuan
mengenai kondisi, kebutuhan pengobatan
Cemas
D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi perikardium
ditandai dengan:
DS:
‒ Klien P mengeluhkan nyeri
dada/sternum yang bertambah saat inspirasi & dibawa merubah posisi tidur
DO:
‒ TD
: 110/80 mmHg
‒ RR
: 10x/menit
‒ HR
: 80x/menit
‒ T
: 38 oC
2. Penurunan curah jantung berhubungan
dengan perubahan denyut atau irama jantung ditandai dengan:
DS: -
DO:
‒ TD : 110/80 mmHg
‒ RR : 10x/menit
‒ HR : 80x/menit
‒ T : 38 oC
3. Intoleransi aktivitas berhubunngan dengan
Inflamasi dan deg-degan sel-sel otot miokard yang ditandai dengan:
DS: -
DO:
‒ klien tampak gelisah ,lemah dan bingung
‒ TD : 110/80 mmHg
‒ RR : 10x/menit
‒ HR : 80x/menit
‒ T : 38 oC
4. Cemas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakitnya ditandai dengan:
DS: -
DO:
‒ klien tampak gelisah ,lemah dan bingung
E. Intervensi
No DX
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Nyeri akut b.d
inflamasi perikardium
Setelah di lakukan
tindakan keperawatan selama 3x 24 jm di harapkan Nyeri/ ketidaknyamanan hilang/
terkontrol.(1605) dg kriteria hasil sbb:
1. (160501) mengenali faktor penyebab
2. (160502) mengenali jenis nyeri
3. (160503) menngunakan ukuran utk mencegah.
4. (160504) menggunakan non analgesik ,ukran
gambar.
5. (160505)menggunakan analgesik yg tepat.
6. (160506)memberi tanda peringatan utk
meminta perawatan.
7. (160507) laporan penyebab utk perwatan
professional.
8. (160508)menggunakan sumber yg ada.
9. (160509) mengenali penyebab dari nyeri.
10. (1605010) nyeri menggunakan buku catatan.
(1605011) melporkan
kontrol nyeri.
Manajemen
nyeri.(1400)
a. Lakukan pengkajian nyeri scr
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi.
b. Observasi reaksi abnormal dari
ketidaknyamaman
c. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan.
d. Kurangi faktor presipitasi nyeri
e. Pilih dan lakukan penanganannyeri
(farmakologi,nonfarmakologi dan intrapersonal)
f. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi.
g. Berikan analgetik utk mengurangi nyeri.
h. Tingkatkan istirahat.
i. Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
Monitor penerimaan
pasien ttg manajemen nyeri.
Tindakan ini dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan
emosional pasien.
Penjelasan yang
benar membuat klien mengerti sehingga dapat diajak kerja sama.
Analgetik dapat
mengurangi rasa nyeri.
2.
Penurunan curah
jantung b.d perubahan denyut atau irama jantung
Setelah di lakukan
tindakan keperawatan selama 3X 24 jam di harapkan jantung dapat memompa darah secara
efektif.(0400).dg kriteria hasil sbb:
1. (040001) tekanan darah menurun.
2. (040002) laju jantung menjadi normal
3. (040003) index jantung normal
4. (040004) menghilangkan fraksi jantung.
5. (04005) intoleransi aktivitas berkurang
6. (04006) nadi kuat.
7. (04007)ukuran jantung normal
8. (04008) warna kulit normal
9. (04009) tidak ada rentan nadi di leher.
10. (040010) tidak ada dysrhythmia.
11. (040011) hilangnya suara jantung yang tidak
normal.
12. (040012) tidak ada angina (perasaan sakit
atau tercekik pd tenggorokan).
13. (040013) tidak terdapat edema
14. (040014) tidak ada edema paru.
15. (040015) tidak ada pengeluaran peluh yg
berlebihan.
16. (0400160tidak ada perasaan mual.
(040017)tidak
terjadi fertigo.
Circulation care
(4060)
a. Cek nadi perifer pada dorsalis pedis
atau tibia posterior
b. Catat warna kulit dan temperatur.
c. Cek kapiler reviell
d. Catat prosentase adema terutama
diekstermitas dan gunakan a four point scale.
e. Jangan mengelevasi tangan melebihi
posisi jantung.
f. Jaga kehangatan klien
g. Elevasi ekstermitas yg odema jika
dianjurkan pastikan tidak ada tek pada tumit
h. Monitor status cairan masukan dan
keluaran tg sesuai.
i. Pelihara akses hak patent intra venous
theraphy
j. Monitor lavb haemoglobin dan
haematokrit.
k. Monitor perdarahan
Monitor status haemodinamik
neurologi dan vital sign tiap 4 jam
Mengontrol penurunan
curah jantung
Menurunkan kebutuhan
pemompaan jantung
Manifestasi klinis
pada kardiak tamponade yang mungkin terjadi pada perikarditis ketika akumulasi
cairan eksudat pada rongga perikardial
3.
Intoleransi
aktivitas b.d Inflamasi dan deg-degan sel-sel otot miokard
Setelah di lakukan
tindakan keperawatan selama 3X 24 ja di harapkan intoleransi aktivitas dapat
teratasi (0005).perlukan.dg kreteria hasil sbb:
1. (000501)kebutuhan oksigen terpenuhi untuk
melakukan aktivitas.
2. (000502)laju jantung normal untuk respon
aktivitas.
3. (000503) laju respirasi normal untuk
respon aktifitas
4. (000504)tekanan sistolik respon
aktifitas.
5. (000505) tek.diastolik respo aktifitas.
6. (000506) ECG nomal
7. (000507) warna kulit normal.
8. (000508)upaya respirasi untuk respon
aktifitas.
9. (000509) kecepatan jalan
10. (0005010) kejauhan jalan
11. (0005011) toleransi menaiki tangga.
12. (0005012) kekuatan
13. (0005013) laporan aktifitas kehidupan
sehari-hari.
14. (0005014) kemampuan bicara saat latihan.
Aktivitas terapi
(4310)
a. Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi
medik dalam merencanakan program terapi yang tepat.
b. Bantu klien untk mengidentifkasi
aktivitasyg mmpu dlakukan.
c. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
yg sesuai dg kemampuan fisik, psikologi dan sosial.
d. Bantu klien untk mengidentifkasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan untk aktivitas yg diinginkan.
e. Bantu utk mndapatkan alat bantu
aktivitas spt kursi roda,krek.
f. Bantu klien untk mengidentifkasi
aktivitas yg i sukai.
g. Bantu klien utk membuat jadwal latihan
diwaktu luang.
h. Bantu pasien/ keluarga untk
mengidentifkasi kekurangan dlm beraktifitas.
i. Sediakan penguatan positif bagi yg
aktif baraktifitas.
j. Bantu pasien utk mengembangkan motivasi
diri dari penguatan.
Monitor respon
fisik, emosi, sosial dan spritual.
Meningkatkan
kontraksi otot sehingga membantu vena balik
Mencegah dekubitus
4.
Cemas b.d kurangnya
pengetahuan tentang penyakitnya
Setelah di lakukan
tindakan keperawatan selama 3X 24 jam .diharapkan klien dapat mengetahui proses
penyakit (1803).dg kriteria hasil sbb:
1. (180301)familiar dg proses penyakit..
2. (180302)menggambarkan proses penyakit.
3. (180303).menggambarkan sebab dari faktor
bertambahnya penyakit.
4. (180304) menggambarkan dari faktor resiko.
5. (180305).menggambarkan efek dari penyakit
6. (180306).menggambarkan dari tanda dan
gejala.
7. (180307).menggambarkan dari perjalanan
penyakit.
8. (180308).menggambarkan tindakan untuk
menurunkan progresifitas..
9. (180309).menggambarkan dari komplikasi
10. (180310).menggambarkan tanda dan gejala dari
penyakit
11. (180311).menggambarkan tindakan pencegahan
untuk menghindari komplikasi
Teaching
disease procces (5602)
1. mengobservasi kesiapan klien untuk
mendengar (mental,kemampuan untuk melihat,mendengar,nyeri,kesiapan
emosional,bahasa dan budaya)
2. menentukan tingkat pengetahuan klien
sebelumnya
3. menjelaskan proses penyakit
(pengertian,etiologi, tanda,gejala)transmisi,dan efek jangka panjang penyakit
4. diskusikan perubahan gaya hidup yang bisa
untuk mencegah komplikasi atau mengontrol proses penyakit
5. diskusikan tentang pilihan terapi atau
perawatan
6. jelaskan secara rasional tentang
pengelolaan terapi atau perawatan yang di anjurkan
7. berikan dorongan kepada pasien untuk
mengungkapkan second opinion
8. anjurkan pada pasien untuk mencegah atau
meminimalkan efek samping dari penyakitnya
Menentukan tingkat
pengetahuan klien sebelumnya untuk mengetahui pengetahuan klien akan penyakit
sebelumnya
Mendiskusikan terapi
atau perawatan untuk mendukung proses penyembuhan
Memberikan dorongan
pada klien untuk kesembuhan klien
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perikarditis adalah
peradangan pericardium parietal, pericardium visceral, atau keduanya.
Perikarditis dibagi atas perikarditis
akut, subakut, dan kronik. Perikarditis subakut dan kronik mempunyai etiologi,
manifestasi klinis, pendekatan diagnostic, dan penatalaksanaan yang sama.
(Arif, 2009)
Peradangan pada
daerah perikardium dapat menyebabkan cairan dan produk darah (fibrin , sel
darah merah dan sel darah putih) memenuhi rongga perikardium. Perikarditis
memiliki bermacam-macam penyebab, mulai dari virus sampai kanker.
B. Saran
SaranSetelah membaca
dan memahami konsep dasar pada asuhan keperawatan perikarditis, diharapkan
kepada mahasiswa dapat melakukan dan melaksanakan perencanaan dengan
profesional pada pasien dengan perikarditis dan juga bagi setiap orang dapat
menghindari penyakit perikarditis dengan selalu menjaga dan membiasakan pola
hidup sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar